Sunday, March 29, 2009

GILA KUASA....AGAMA DAN DIRI SENDIRI MENJADI ROSAK - Siri 2

Sahabat-sahabatku sekalian,

Tidak mudah untuk kita mendidik-asuh nafsu yang ada dalam diri.
Imam al-Ghazali menggariskan sepuluh sifat-sifat hati yang terkeji, sifat-sifat mazmumah. Antaranya ialah: Bakhil, Hasad Dengki, Riya'(menunjuk-nunjuk), Takabbur-sombong, hubb al-Mal(gila harta) dan hubb al-Jah(gila/cinta pangkat-kedudukan).

SUSAHNYA MELAWAN CINTA PANGKAT-KUASA
Sabar menahan diri dari hal tersebut(tamak harta dan kuasa/kedudukan) sangatlah sulit, kerana untuk mencari kedudukan dan kekuasaan biasanya seseorang sanggup mengorbankan harta yang amat banyak
. Bayangkan seseorang yang mahu dirinya diangkat menjadi ketua atau pemimpin sanggup menghabiskan ratusan ribu ringgit, bahkan jutaan. Bahasa politik disebut politik wang, bahasa orang awam rasuah. Sama sahaja, kedua-duanya adalah haram.

Al-Imam Ibnu Rajab kemudian menyebutkan (uslub) cara-gaya setiap orang dalam meraih kedudukan/pangkat/kuasa di dunia. Beliau mengatakan," Tamak terhadap kemuliaan dunia ada dua macam;
TAMAK KEMULIAAN DUNIA
i-Melalui kuasa dan harta.
ii-Melalui ilmu, ibadat dan zuhud.

Pertama, mencari kemuliaan dunia dengan kekuasaan-sultah(power) dan harta. Ini semua sangat berbahaya karena pada umumnya akan menghalang pelakunya untuk mendapat kebaikan dan kemuliaan di akhirat. Allah berfirman,
”Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”. (AL-QASAS=83)

Hingga beliau mengatakan, "Di antara bentuk cinta kedudukan dunia yang jelas bahayanya adalah berupa tamak terhadap pemerintahan (yakni tamak ingin menjadi penguasa). Ini merupakan masalah yang sangat pelik yang tidak diketahui kecuali oleh orang yang berilmu, mengenal Allah Ta'ala dan mencintai-Nya.

Perlu diketahuai bahwa cinta kemuliaan dengan cara tamak terhadap kekuasaan agar dapat memerintah dan melarang serta mengatur urusan manusia (seesuka hatinuanya), jika hanya dimaksudkan semata-mata untuk tujuan memperoleh kedudukan yang tinggi di atas sekalian orang, merasa lebih besar daripada mereka dan agar orang terlihat memerlukannya, selalu merendah serta menghinakan diri kepadanya ketika ada hajat dan keperluan terhadapnya, maka bentuk seperti ini telah mengusik rububiyah dan uluhiyah Allah .

Kedua......... bersambung.

No comments:

Post a Comment