Kita semua hidup nak hidup senang, senang dan mewah. Mewah dengan rumah, kereta, makanan dan pakaian.
Semua itu tak salah. Makanlah selama mana ianya halal. Minumlah air yang sedap-sedap selama mana ianya baik dan tidak haram. Pakailah pakaian yang cantik-cantik dengan niat yang baik dan menutup aurat. Naiklah kereta yang canggih mangih asalkan ianya dibeli dengan cara yang halal serta tidak melibatkan pembelian secara RIBA. Milikilah rumah yang lawa dan cantik, janji ianya dibeli secara halal tanpa RIBA.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah shallahu'alahi wasallam bersabda, "Allah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba,orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksiriba), mereka sama saja". (HR. Muslim dan Ahmad)
Hadits yang mulia ini menjelaskan secara tegas tentang keharaman riba,bahaya yang ditimbulkan bagi peribadi dan masyarakat, serta ancaman bagi mereka yang berkecimpung dalam kubangan dosa riba, sebab Rasulullahshallahu 'alahi wasallam menyebutkan laknat bagi orang- orang yang bersyarikat di dalamnya. Akibat dari dosa riba ini telah dirasakan oleh banyak kalangan baik muslim mahupun non muslim, karena riba merupakan kezaliman yang sangat jelas dan nyata. Sehingga wajar kalau Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya shallahu 'alahi wasallam mengancam orang-orang yang telibat di dalamnya dengan berbagai ancaman.
Di antaranya adalah dengan azab yang pedih, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala,"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkanseperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan merekaberkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terusberhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Dan barang siapa yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (QS. Al-Baqarah:275).
Allah subhanahu wata'ala juga menghilangkan keberkatan harta dari hasil riba dan pelakunya dicap melakukan tindakan kekufuran, sebagaimana firman-Nya,
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa".(QS. Al-Baqarah:276)
Allah subhanahu wata'ala memerangi riba dan pelakunya, sebagaimanadijelaskan dalam firman-Nya,"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) makaketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidakmenganiaya dan tidak (pula) dianiaya". (QS. Al-Baqarah:279)
Selain ancaman dari Al-Qur'an di atas, Rasulullah shallahu 'alahiwasallam juga menjelaskan bahaya riba dan sekaligus mengancam pelakunya,sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits Jabir di atas.
Rasulullah shallahu 'alahi wasallam juga bersabda, "Jauhilah tujuh dosabesar yang membawa kepada kehancuran," lalu beliau sebutkan salah satunya adalah memakan riba. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadith yang lain Nabi shallahu 'alahi wasallam mengancam pelakuriba dengan lebih tegas, beliau bersabda,"Dosa riba memiliki 72 pintu, dan yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri." (Shahih, SilsilahShahihah no.1871)
Dalam hadith yang diriwayatkan oleh imam Hakim dan dishahihkan olehbeliau sendiri, dijelaskan, "Bahawa satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 33 kali".
Dalam hadith yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dengan sanad yang shahih dijelaskan, "Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari hasil riba dan dia faham bahawa itu adalah hasil riba maka lebih besar dosanyadaripada berzina 36 kali".
- sedutan dari http://www.alsofwah.or.id/
No comments:
Post a Comment