Allah subhanallahu wata'ala mengurniakan kepada kita telinga dengan fungsi untuk mendengarkan, sehingga dengan mendengar itu seseorang tahu apa yang harus dia lakukan dalam kehidupan ini. Maka dari sini dapat dikatakan bahwa yang dikehendaki dari mendengar bukanlah semata-mata mendengar suara, tetapi mendengar dengan disertai pemahaman dan kemauan mengikuti apa yang dia dengar itu.
Oleh karena itu Allah subhanahu wata'ala sangat mencela orang yang diberikan telinga (pendengaran) normal tetapi dia berpaling, tidak mau mendengar kan dan mentaati seruan Allah dan rasul-Nya, Allah subhanahu wata'ala berfirman,
Mendengar Tapi Tidak Mendengar
Orang yang membaca al-Quran serta mendengar seruan Allah subhanahu wata'ala tetapi dia
berpaling dan tidak mahu mentaatinya, maka jelas ada yang tidak beres dalam dirinya. Seseorang dikatakan berpaling jika dia enggan dan menolak sebuah ajakan, perintah dan seruan sedangkan dia mengerti apa yang dimaksudkan dari seruan itu.
"Dan janganlah kamu menjadi sebagaimana orang-orang (munafik) yang berkata, "Kami mendengar, padahal mereka tidak mendengar." (QS. al-Anfal:21)
Hari ini kita membaca al-Quran. Tetapi sehingga kini hukum dan undang-undang ALlah tidak dilaksanakan. Sudah 51 tahun kita merdeka, kita membaca al-Quran.......di mana seruan dan ajakan ALlah di dalam al-Quran yang dipraktikkan dalam kehidupan umat Islam hari ini???.
Ada Majlis Tilawah al-Quran peringkat antarabangsa lagi tetapi seruan dan arahan al-Quran tidak diambil peduli sama seperti memekik kepada si pekak.
Sikap mendengar tapi tidak mendengar ini rupanya masih banyak menimpa sebahagian kaum muslimin saat ini.
Berapa banyak ayat-ayat yang mereka baca-dengar tentang haramnya judi, riba, minuman keras, dan lain-lain tetapi ternyata semua jenis kemaksiatan itu tetap jalan terus seakan ayat-ayat tersebut tak pernah mereka dengar.
Tapi ini tidak demikian, telinga mereka berfungsi normal, kaki mereka juga tidak cacat, dan mereka dalam keadaan sehat wal afiat dan sejahtera. Apakah mereka akan menunggu sampai tiba suatu waktu di mana mereka tak mampu lagi untuk bersujud, sebagaimana firman Allah, artinya,
"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera." (QS. al-Qalam: 42-43).
Orang-orang yang tuli lagi pekak ini dikatakan oleh Allah sebagai
"Syarra ad-dawab" seburuk-buruk makhluk melata di muka bumi -na'udzu billah
min dzalik-, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, artinya,
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka
memalingkan diri (dari apa yang mereka-mereka dengar itu)." (QS. al-Anfal: 22-23)
MARILAH KITA SAMA-SAMA MENJADI MANUSIA YANG MENDENGAR AYAT-AYAT ALLAH SERTA MENTAATI DAN MENGIKUTNYA.
No comments:
Post a Comment