Tuesday, June 14, 2011

AGAR HATI MENJADI LAPANG

Assalamu'alaikum warahmatuLLAH,

Saya membelek-selongkar sambil mengemas kini bahan-bahan yang ada dalam laptop lalu saya menemui nota ini.......AGAR HATI MENJADI LAPANG. Bacalah, moga-moga bermanfaat untuk kita semua.

Hiruk-pikuk kehidupan dengan berbagai bentuk aktivitas yang terus bergulir tanpa henti bahkan tidak jarang terdapat aral dan rintangan di dalamnya menghantarkan seorang kepada gundah gulana dan keresahan hati. Namun bagi seorang mukmin sejati, cahaya al-Qur’an dan as-Sunnah adalah penerang jalan menuju kehidupan nan indah dan bahagia yang senantiasa membuat hatinya lapang dan bercahaya.

Hidup dengan hati yang lapang adalah suatu nikmat yang sangat berharga dambaan setiap insan.

Banyak hal dalam tuntunan syari’at Islam yang merupakan tumpuan-tumpuan berpijak bagi seorang hamba agar senantiasa berhati lapang dan bercahaya. Maka berikut ini beberapa pilar yang dapat membuat hati seseorang menjadi lapang yang kami simpulkan dari keterangan Ibnu Qoyyim dan selainnya:

1. Memurnikan Tauhid.

Memurnikan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah tonggak keselamatan, tujuan dari penciptaan manusia, misi dakwah setiap nabi yang diutus kepada setiap umat dan itulah hakikat dari Islam yang bermakna berserah diri, ikhlas dan tunduk kepadaNya. Maka sangat lah wajar bila memurnikan tauhid adalah hal yang sangat melapangkan dada dan meneranginya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar:22).

Dan dengan memurnikan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, manusia akan hidup di bawah naungan keamanan dan kesejahteraan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, artinya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. al-An’am: 82)”.

2. Berpegang teguh terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan al- Qur’an sebagai rahmat dan kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (QS. al-Isra’: 82).

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda pula, “Sungguh saya telah meninggalkan kalian di atas suatu yang sangat putih, malamnya sama dengan siangnya, tidaklah seorangpun menyimpang darinya setelahku kecuali ia akan binasa.” (HR. Ahmad).

Maka sangatlah lumrah bagi siapa saja yang berpegang teguh dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah hatinya senantiasa lapang dan bersinar, penuh petunjuk dan kebahagiaan tanpa ada kesengsaraan. Sebagaimana firmanNya, artinya, “Thaahaa, kami tidak menurunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut. (kepada Allah).” (QS. Thaha: 1-3).

- bersambung

No comments:

Post a Comment