Tuesday, January 12, 2010

JIHAD FI SABILILLAH - جهاد في سبيل الله - Siri 3

III. PEMBAHAGIAN JIHAD

Pembagian Jihad di sini bukan pembahagian dalam pengertian pemisahan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Tetapi pembagian ini adalah merupakan penjelasan.

a. Pembahagian Jihad ditinjau dari alat yang digunakannya:

1. Jihad bi an-Nafs (Jihad dengan diri) : dengan memasuki kancah pertempuran antara yang hak dan yang batil, karena melaksanakan perintah Allah, mencari apa yang ada disisi-Nya, meninggikan Kalimah-Nya dan karena menjaga wilayah kaum Muslimin.

2. Jihad bi al-Mal (Jihad dengan harta) : dengan mengorbankan hartanya fi sabilillah, menafkahi Mujahidien dan orang-orang yang disaranya, meringankan beban mereka dan menyempurnakan persenjataan, perlengkapan dan perkara-perkara lainnya yang diperlukan oleh kaum muslimin dalam peperangan.

3. Jihad bi al-Lisan (Jihad dengan lidah) : dengan ucapan yang dapat membuahkan kemaslahatan mujahidien atau ucapan yang dapat menolak segala bentuk kerusakan dari mujahidien bagaimanapun bentuknya. Dan juga dengan Da'wah/menyeru ke jalan Allah dengan menegakkan Hujjah atas orang-orang yang menolak dan mengingkari-Nya, dan menyeru mereka kepada Allah, misalnya dengan Amar Ma'ruf dan nahi mungkar. Dan kadang-kadang jihad dengan lisan ini termasuk kedalam bagian Jihad dengan diri, karena lisan adalah sebagian dari badan. Maka Jihad bil-lisan adalah satu jenis jihad bin-nafsi.

Allah telah memerintahkan kita untuk berjihad dengan diri dan harta. FirmanNya :
﴿انْفِرُواْ خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَـهِدُواْ بِأَمْوَلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴾
"Berangkatlah kamu berperang baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (At-Taubah 41)

"Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, diri dan lisanmu...."(HR Abu Daud, Ahmad, Nasai, Baihaqi, Al-Baghawi dan Asakir).

B. Pembahagian Jihad ditinjau dari jenis lawan yang dihadapi:

1. Jihad al-Nafs:

Iaitu Pembinaan/Tarbiyah manusia terhadap dirinya untuk menta'ati Allah, menolak fitnah syahwat dan syubhat, dan melaksanakan ketaatan walaupun ia amat berat dan tidak disukai oleh hawa nafsunya.

Ibnul Qayyim membagi Jihadun-Nafsi ini menjadi empat martabat (bagian):

1. Jihad al-Nafs (Jihad terhadap diri) untuk memahami petunjuk dan Dien yang Haq.
2. Jihad al-Nafs (Jihad terhadap diri) untuk mengamalkan Dien yang Haq
3. Jihad al-Nafs (Jihad terhadap diri) untuk menyeru (Dakwah) kepada Dien yang Haq, untuk mengajari orang yang belum mengetahui.
4. Jihad al-Nafs (Jihad terhadap diri) untuk bersabar menghadapi kesulitan kesulitan dakwah (menyeru) kepada Allah dan bersabar menghadapi gangguan makhluk, dan juga menanggung semuanya itu karena Allah.

Selanjutnya Ibnul Qayyim mengatakan : "Jika manusia telah menyempurnakan keempat martabat ini, maka jadilah ia termasuk kedalam golongan Rabbaniyyin, karena sesungguhnya Ulama Salaf sepakat bahwa orang alim tidak berhak digelar Rabbaniy sehingga ia mengetahui Al-Haq, mengamalkannya dan mengajarkannya. Oleh karena itu, barang siapa yang telah mengetahui,mengamalkan dan mengajarkan Al-Haq, maka ia dipanggil sebagai manusia yang agung dalam kerajaan langit.

Oleh karena pentingnya jenis Jihad ini terdapat keterangan didalam hadist yang menunjukan pengertian Jihad secara ringkas dan singkat:

Fudulah bin Ubaid ra berkata : Rasulullah saw pada Hajjatul Wada' (Ibadah Haji yang terakhir) bersabda : "ketahuilah kukhabarkan kepada kalian orang Mu'min ialah orang yang menyebabkan orang lain merasa aman baik harta maupun jiwanya, Muslim ialah orang yang orang lain selamat dari lidah dan tangannya, Mujahid ialah orang yang berjihad terhadap dirinya dalam menta'ati Allah dan Muhajir ialah orang yang meninggalkan kesalahan dan dosa." (HR Ahmad)

2. Jihad as-Syaitan :

Yaitu Jihad melawan syaitan dengan menolak syahwat dan syubhat yang dilontarkan (godaan syaitan) kepada manusia. Jihad terhadap syaitan dengan menolak syubhat yaitu dengan ilmu yang manfa'at dan warisan para nabi sehingga membuahkan keyakinan yang teguh kedalam hati. sedangkan Jihad terhadap syaitan dengan menolak syahwat dan segala keinginan yang merusak yaitu dengan perasaan takut kepada Allah dan banyak mengingat perjumpaan dengannya dan kedudukannya dihadapan Alla swt.
- bersambung

No comments:

Post a Comment