Sunday, January 31, 2010

Saturday, January 30, 2010

Friday, January 29, 2010

BAKHIL-KEDEKUT - اَلبُخْلُ - Siri Akhir


Salam sahabat-sahabat,


PALING DERMAWAN DAN PALING BAKHIL

Sifat bakhil-kedekut adalah tercela. Lawannya ialah sifat pemurah dan dermawan..



Sifat Dermawan : Tingkatan yang amat tinggi ialah mengutamakan orang lain (iithar) iaitu bermurah hati dengan hartanya kepada orang lain sedangkan dia sangat memerlukan harta itu.

Lihat firman Allah:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةَ

Maksudnya,” Mereka itu lebih mementingkan orang lain dari diri sendiri, meskipun mereka itu dalam keadaan kemiskinan”



Sifat Bakhil : Tingkatan yang amat tinggi ialah tergamak menahan membelanjakan

hartanya untuk dirinya sendiri, padahal ia amat memerlukannya.

= tak sanggup mengeluarkan wang untuk berubat

= menahan nafsu makan kerana berbayar, kalau percuma dimakan dengan

lahap dan gelojohnya.


Kisah Pertama

Pada suatu hari, telah datang kepada RasuluLlah saw seorang tetamu, tetapi Baginda tidak mempunyai makanan. Lalu tetamu itu diajak oleh seorang Ansor datang ke rumahnya, lalu dihidangkan makanan. Ketika mahu makan, dia menyuruh isterinya memadamkan pelita. Dia pun pura-pura makan sehingga tetamu itu selesai memakan hidangan itu.

Keesokan harinya, RasuluLLah saw berkata kepada orang Ansor itu: Sungguh Allah merasa takjub kepada kelakuan kamu terhadap tetamu mu malam tadi.


Dan turunlah ayat berikut,

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةَ

,” Mereka itu lebih mementingkan orang lain dari diri sendiri, meskipun mereka itu dalam keadaan kemiskinan”


Kisah Kedua

Berkata Huzaifah al-Adawi: Ketika berlaku peperangan di Yarmuk, di mana kaum Muslimin bertempur untuk membebaskan tanah Syam (Palestin) dari tangan musuh , sayapun berangkat mencari-cari sepupu saya diantara orang-orang yang luka parah. Dalam tangan saya ada sedikit air untuk saya berikan kepadanya kalau ia sedang kehausan , ataupun saya sapukan di mukanya bagi meringankan kepanasan pada hari itu. Untung sekali saya dapat berjumpa dengannya , sedang ia dalam keadaan luka parah . Saya pun unjukkanair itu kepadanya untuk diminumnya . Tiba-tiba terdengar oleh kami suara orang kesakitan . Maka sepupu saya tidak jadi minum air itu , malah mengarahkan kepadaku untuk memberi orang itu minum terlebih dahulu . Saya pun segera pergi kepadanya dan saya dapati orang itu ialah Hisyam Ibn al-Ash . Saya unjukkan air itu untuk diminumnya , tiba - tiba terdengar pula suara orang lain mengerang kesakitan , maka Hisyam tidak jadi meminum air itu , sambil mengarahkanku supaya memberinya minum terlebih dahulu .

Saya segera mendapatkan orang ketiga, tetapi malangnya ia baru saja menghembuskan nafasnya yang terakhir . Lalu saya pun segera kembali kepada Hisyam dengan membawa air itu .Demikian pula saya dapati Hisyam baru saja mati . Kemudian saya kembali semula kepada sepupuku . Malangnya saya dapati ia juga sudah mati. Moga-moga Allah mencucuri rahmatNya ke atas roh mereka bertiga.



Batas sifat dermawan dan sifat kikir serta hakikat keduanya.

Ketahuilah bahawasanya harta kekayaan itu dicipta Allah kerana suatu hikmat , iaitu agar ia dapat dipergunakan oleh manusia bagi memenuhi keperluan-keperluan mereka .Oleh itu harta itu boleh ditahan dari perbelanjaan , sehingga tiba masanya yang sesuai untuk dibelanjakan .Harta itu juga boleh dibelanjakan kepada perkara - perkara yang tidak sewajarnya atau tidak seharusnya dibelanjakan untuknya. Ataupun harta itu juga dibelanjakan dalam beberapa perkara secara adil dan saksama , iaitu hendaklah ia menahan harta itu pada tempat harta itu perlu ditahan , dan membelanjakannya pada tempat yang harus ia dibelanjakan.



Menahan harta ketika wajib dibelanjakan itu merupakan suatu kekikiran , manakala membelanjakan harta ketika masa wajib ditahan merupakan suatu keborosan .Mengambil jalan tengah antara kedua perkara tersebut adalah suatu kesederhanaan , dan yang demikian adalah amat terpuji.


Sekian, terima kasih.

Baca Selanjutnya...

Thursday, January 28, 2010

BAKHIL-KEDEKUT - اَلبُخْلُ

Salam teman-teman,

Justify Full
Sifat bakhil atau kedekut adalah dicela(mazmumah) oleh syarak. Ianya adalah sifat yang membawa kepada kebinasaan di akhirat. Lihat firman Allah,

وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمْ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ
سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ

Dan jangan sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahanNya - menyangka bahawa keadaan bakhilnya itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalongkan (diseksa) dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat kelak. Dan bagi Allah jualah hak milik segala warisan (isi) langit dan bumi. surah Aali-Imran ayat 180

Firman Allah lagi,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

Dan orang-orang (Ansar) yang mendiami negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang-orang yang berhijrah itu; dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan amat berhajat. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang yang berjaya. ( al-Hasyr : 9 )

Sabda Nabi saw, إِيَّاكُم وَالشُّحُّ فإنه أَهلَكَ مَن كَانَ قَبلَكُم حَمَلَهُم على أن يَسفِكُوا دِمَاءَهُم
وَيَستَحِلُّوا مَحَارِمَهُم،

” Awaslah kamu sekalian daripada sifat bakhil. Sesungguhnya umat terdahulu binasa kerana bersifat bakhil, sehingga mereka suka menumpahkan darah sesama mereka DAN menghalalkan apa yang diharamkan atas mereka”.

SabdaNya lagi, إِنَّ اللَهَ يُبْغِضُ البَخِيلَ في حياتِهِ، السَّخِيَّ عِندَ مَوتِه
Maksudnya, ‘ Sesungguhnya Allah benci orang yang bakhil ketika hidupnya, yang dermawan di waktu matinya (dekat ajal)”.

Sayyiduna Ali bin Abu Talib berkata,” Akan tiba nanti suatu masa yang sangat genting, orang-orang yang mempunyai harta akan mencengkam harta kekayaannya, tidak suka membahagi-bahagikan kepada orang yang memerlukannya, dan tidak ada pula orang yang mahu mengingatkannya”.

-bersambung
Baca Selanjutnya...

Wednesday, January 27, 2010

5 PERKARA YANG MEROSAKKAN 'HATI'....... jagalah hati jangan kotori - Siri Akhir

4- Makanan

Makanan perosak ada dua macam.

Pertama , merosak karena zat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. (A)Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. (B) Yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua , merosak karena melampaui ukuran dan timbangannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan yang melewati batas.

Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka dia merasa berat dan karenanya dia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah.

Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadith masyhur disebutkan:

"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, disohihkan oleh Al-Albani).

Betullah kata pengarang kitab ini, jika kita banyak makan maka malaslah kita beribadat, payah nak bangun tahajjud. - uye

5- Memperbanyakkan tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat diperlukan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau petang hari. Bahkan tidur pada petang dan pagi hari lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara solat Subuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak akan tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rezeki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada doktor. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .

(Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah/Abu Okasha Ainul Haris)

Baca Selanjutnya...

Tuesday, January 26, 2010

5 PERKARA YANG MEROSAKKAN 'HATI'....... jagalah hati jangan kotori - Siri Pertama

Jagalah hati sebaik-baiknya. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rosak, rosak pula perbuatannya. Maka menjaga hati daripada kerosakan adalah wajib.

Tentang perosak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara:

1- Bergaul dengan semua orang tanpa sebenar.

2- Berangan-angan kosong.

3- Bergantung kepada selain ALlah.

4- Kekenyangan.

5- Banyak tidur.

1- Bergaul dengan semua orang tanpa sebenar.

Pergaulan adalah perlu, tapi tidaklah bergaul dengan tidak memilih teman yang baik dan soleh. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.

Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan dan ketaqwaan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan redha Allah.

2- Berangan-angan kosong.

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bankrup . Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bankrup. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah.

Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangan-kan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melim-pah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah berasaskan ilmu, iman dan amal solih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka.

3- Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perosak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.

Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang dia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Dia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:

"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Dia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh.

Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

- bersambung

Baca Selanjutnya...