Salam teman-teman,
Bila menulis jangan ikut sedap aje, janji aku puas......orang lain lantaklah apa nak jadi.
Jangan gitu! Ingatlah apa yang dinyatakan oleh ALlah bahawa apa sahaja yang diucap dan diperbuatkan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Untuk itu jagalah lisan dan tulisan kita.
Maka ikutilah sambungan cara mengingati diri sendiri agar menjaga lisan@tulisan:
3- Mengingat akibat-akibat buruk yang akan menimpa yang disebabkan oleh lisan yang tak dijaga..
Sesungguhnya keburukan atau kejahatan lisan@tulisan dapat menghapuskan kebaikan-kebaikan pada hari Kiamat. Dan akan memberatkan timbangan kejahatan, maka hal ini pula yang dapat memotivasi seseorang untuk menjaga lisannya dari segala malapetaka, dan menguatkan tekad untuk mengatasinya.
Sesungguhnya keburukan atau kejahatan lisan@tulisan dapat menghapuskan kebaikan-kebaikan pada hari Kiamat. Dan akan memberatkan timbangan kejahatan, maka hal ini pula yang dapat memotivasi seseorang untuk menjaga lisannya dari segala malapetaka, dan menguatkan tekad untuk mengatasinya.
4- Mendirikan solat.
Solat juga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu seseorang menjaga lisan@tulisannya. Karena solat, sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Qur'an adalah dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar, menghapuskan keburukan dan kesalahan, dan mencegah malapetaka-malapetaka atau fitnah-fitnah yang disebabkan oleh lisan.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Hendaklah kalian mengerjakan solat malam, sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang solih sebelum kalian, dan ia dapat mendekatkan diri kalian kepada Allah subhanahu wata'aala, mencegah dari perbuatan dosa, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan menolak penyakit masuk ke dalam tubuh." (HR. Ahmad, dan dishahihkan oleh al-Albani)
5- Memperbanyak diam bila tak ada keperluan.
Diam merupakan perbuatan yang dipuji dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam, sebagaimana sabdanya,
"Barangsiapa diam, maka selamatlah dia.” (HR. Ahmad, dan dishahihkan oleh al-Albani). Dan juga sabda beliau shallallahu 'alahi wasallam lainnya,
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (Muttafaq 'alaih).
Dari Uqbah bin 'Amir zdia berkata, "Ya Rasulullah! Apa itu keselamatan?". Beliau shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Jagalah lisanmu, dan biasakanlah untuk berada di rumahmu, dan menangislah atas kesalahan/dosamu.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al-Albani).
Mu'adz bin Jabal radhiallahu `anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Sungguh engkau senantiasa dalam keselamatan, selama engkau diam. Lalu jika engkau berbicara, maka ditulislah (atas pembicaraan tersebut) pahala atau dosamu.” (HR. ath-Thabrani, dan dishahihkan oleh al-Albani).
6- Berdoa kepada Allah subhanahu wata'aala.
Sesungguhnya do’a merupakan sarana perlindungan yang paling agung. Hendaklah seseorang berlindung kepada Allah subhanahu wata'aala; dengan cara berdo’a kepadaNya sepenuh hati agar Dia subhanahu wata'aala; menjaga lisannya dari malapetaka yang membinasakannya.
7- Menyibukkan diri dengan keta'atan.
Mengisi kekosoangan waktu dengan ibadah kepada Allah subhanahu wata'aala, berdzikir kepadaNya, dan melakukan keta'atan-keta'atan lainnya, sehingga dapat menutup perangkap-perangkap syetan berupa kemaksiatan dan malapeta yang diakibatkan oleh lisan. Dan hendaklah seorang muslim membiasakan diri untuk tidak menghabiskan waktunya dan menyibukkan diri kecuali dengan ibadah.
Mengisi kekosoangan waktu dengan ibadah kepada Allah subhanahu wata'aala, berdzikir kepadaNya, dan melakukan keta'atan-keta'atan lainnya, sehingga dapat menutup perangkap-perangkap syetan berupa kemaksiatan dan malapeta yang diakibatkan oleh lisan. Dan hendaklah seorang muslim membiasakan diri untuk tidak menghabiskan waktunya dan menyibukkan diri kecuali dengan ibadah.
8- Bersahabat dengan orang-orang yang selalu menjaga lisannya dari perbuatan maksiat.
Dan tidak duduk atau bergaul dengan orang-orang yang terbiasa menggunakan lisannya untuk berdusta, bergunjing, mengadu domba, mencela, melaknat dan mengolok-mengolok orang lain.
9- Memutuskan semua jalan dan wasilah yang dapat menimbulkan malapetaka/bencana lisan.
Seperti: Marah, dengki, sombong, lalai, berbangga diri, menganggap diri paling suci, bergantung kepada selain Allah subhanahu wata'aala, berusaha mengatasi malapetaka sendiri tanpa meminta pertolongan Allah subhanahu wata'aala, serta sibuk dengan aib orang lain dan lupa dengan aib sendiri.
Seperti: Marah, dengki, sombong, lalai, berbangga diri, menganggap diri paling suci, bergantung kepada selain Allah subhanahu wata'aala, berusaha mengatasi malapetaka sendiri tanpa meminta pertolongan Allah subhanahu wata'aala, serta sibuk dengan aib orang lain dan lupa dengan aib sendiri.
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment